Sabtu, 18 April 2020

Novel : RAHASIA #1 (Dunia Cahya)


"Koh.. Beli gelatin satu bungkus, tepung terigunya satu kilo, coklat bloknya setengah, selai strawberry satu bungkus, sama whipcream cairnya satu kotak."

Seorang wanita berkerudung berdiri di antara etalase tepung terigu dan kardus-kardus kue. Tampak dari belakang ia memiliki postur tubuh yang tingginya 165 cm. Dengan Indeks Massa Tubuh yang normal, 45-50 kg saja. Hari itu, dia mengenakan gamis tak bermerek warna coklat susu dengan perpaduan merah maroon di lengan dan pinggangnya. Ukiran bunga-bunga kecil berwarna silver mengelilingi ujung dari kerudung segiempat yang ia kenakan. Sambil menunggu penjual bahan kue itu merampungkan total belanjaannya. Tangan kanannya menggenggam tali tas slempangnya yang berwarna hitam, menggantung di pundaknya. Sedangkan tangan kirinya menggeser tanda gembok pada layar handphonenya. Satu persatu kontak yang menyapanya di whatsapp ia balas.

Wanita itu berjalan menuruni tangga demi tangga Toko Bahan Kue Nyah Ayu milik Koh Erik langganannya. Sambil menggenggam kantong plastik merah transparan berisikan bahan kue. Ia menunggu mobil angkot berwarna kuning siluet merah dengan nomor 41 A di trotoar jalan. Sambil sesekali tangan kanannya terangkat untuk memastikan waktu masuk yang semakin dekat. Lamunannya terpecah tatkala retina matanya menangkap seorang laki-laki bermata coklat dengan kulit kuning langsat yang ia tau bernama Hakim Abdurrahman melemparkan senyum kepadanya dan berkata..

" Cahya.. Mau ke kampus kan? Nebeng aku aja gimana?"

Wanita itu bernama Cahya, Cahya Maharani El-shany. Jika kalian berfikir dia adalah tukang kue dengan belanjaan di tangannya. Kalian salah.. Cahya adalah mahasiswi jurusan tataboga di Politeknik Negri Balikpapan. Hari ini adalah mata kuliah praktek membuat Mousse Cake dasar. Sehingga setiap kelompok di wajibkan membawa bahan-bahan untuk membuat salah satu kudapan dessert terenak tapi juga sedikit rumit dalam penyajiannya.

"Nggak deh Hakim.. ngerepotin. Aku naik angkot aja, kamu duluan aja ke kampus. Daahh.."

Ngerepotin adalah alasan yang selalu menjadi andalan Cahya ketika Hakim memaksanya untuk ikut berangkat atau pulang dari kampus. Cahya mungkin salah satu mahasiswi yang masih belum bisa terbiasa untuk banyak bergaul dengan lawan jenis. Karna terbiasa dengan lingkungan akhwat-akwat singelillah pejuang hijrah. Karna ia hanya berusaha menjadi baik, memilih lingkungan yang baik, pergaulan yang baik dan tau bagaimana mengabdi pada tuhannya. Tidak bermaksud untuk meng-eksklusifkan diri.

Hakim adalah teman sekelas Cahya di kampus yang sudah 3 semester ini tidak pernah surut menyatakan perasaannya. Bahkan sebagian besar teman-teman sekelasnya mengkhawatirkan proses skripsi yang tak lama lagi melambai-lambai. Dia masih terus ingin memastikan bahwa Cahya juga membalas usahanya. Usaha Hakim bukan lagi bercandanya cinta monyet remaja biasa. Sudah dua kali ia mengutarakan keinginannya serius untuk melamar Cahya. Karna bukan suatu aib menikah di tengah-tengah masa kuliah. Tentu sudah lumrah. Dan jawaban dari seorang Cahya selalu sama..

"Maaf ya Hakim.. Tapi aku masih mau nyelesain kuliah dulu. Aku mau buka toko kue dulu."

Cahya adalah anak yang mandiri sejak SMA. Bahkan biaya sekolah semasa SMA dan Kuliahnya dia bisa menanggungnya sendiri tanpa bantuan dari orang tua dan kakak-kakaknya. Bakat membuat berbagai jenis kue sudah terlihat sejak ia masih seusia remaja. Maka bukan perkara Hakim yang tidak sebaik Cahya sehingga berulang kali ia menolaknya. Itu karna Cahya punya ambisi untuk masa depannya. Maka ia lebih memilih untuk fokus ke masa depan dirinya dan keluarganya terlebih dahulu. Ketimbang merespon usaha Hakim yang sebetulnya baik dan tulus. Cahya hanya berhak memilih pilihan hidup yang terbaik untuknya.

**
"Saya sudah berikan demonya untuk kalian semua. Dan setiap kelompok wajib membuat Chocolate Mousse Cake sebanyak enam porsi. Ingat.. Jangan terlalu liquid juga tidak terlalu keras. Kalian bisa kerjakan dengan melihat resepnya di meja kalian masing-masing, and yeah.. do your best!"

Cahyapun mengambil lembaran resep yang ada diujung meja. Matanya menatap satu persatu bahan dan tidak ketinggalan jumlah takaran yang sudah ditulis. Ia pun mulai mengerjakan dan memilih mengambil strawberry jam untuk di bekukan terlebih dahulu. Cahyapun mulai memasukan 1 sendok makan selai strawberry ke dalam cetakan silikon berbentuk setengah lingkaran di depannya. Ia masukan selai itu satu persatu dengan telaten hingga seluruh lubang terisi oleh selai. Lalu segera ia bergegas berjalan menuju freezer yang berada di belakang meja-meja praktek mahasiswa.

"Kita liat aja.. kelompok siapa yang bisa menghasilkan maha karya mousse cake terbaik !"

Celetuk Eka, salah satu saingan cahya di angkatannya. Dia menatap sinis sekian detik lalu melanjutkan ayakan tepungnya. Eka pun sebenarnya mahir dalam membuat kue. Dari bentuk, warna dan tampilan selalu bagus. Tapi jika di tanding kualitas rasa dengan buatan Cahya. Eka masih saja selalu ketinggalan jauh dengan Cahya. Itu yang sampai sekarang membuat Eka merasa dengki dengan Cahya. Hanya karna kue buatannya sudah sempurna, tapi ada yang lebih sempurna lagi. Cahya hanya menolehkan kepalanya sebentar sambil tersenyum lalu menyelesaikan langkahnya menuju freezer.

Cahya bukan tipe orang yang memusingkan kalimat dan perlakuan negatif dari luar dirinya. Tak sedikit teman-teman sekitarnya yang mau menjatuhkan dia. Tapi diaa seketika bisa kembali tegar dan kuat seperti semula. Dia masih bisa kembali fokus ke tahap pembuatan kue selanjutnya yaitu membuat sponge cake. Dengan apik tangannya mengaduk semua bahan secara bertahap satu persatu dengan mixer sehingga menjadi sebuah adonan yang siap panggang. Cahyapun mengambil loyang berbentuk persegi di lemari, lalu mengolesi seluruh permukaan loyang dengan margarin. Tak lupa ia memasukan kertas roti sebagai alas agar adonan tidak menempel. Cahya hanya memasukan sedikit adonan sponge cake kedalam loyang karna ia hanya butuh based cake dengan ketebalan 1-2 cm saja. Jadilah 2 loyang sponge cake yang siap untuk di panggang dalam 35 menit kedepan.

Sambil menunggu selai strawberry mengeras dari freezer dan sponge cakenya matang. Cahya membuat salah satu komponen yang wajib dalam sebuah Mousse Cake. Ia pun mengambil sebuah mangkuk besar, dan menuangkan whipcream cair kedalamnya. Lalu mulai menyalakan mixer dengan speed terendah. Sambil menuangkan susu kental manis, coklat leleh dan gelatin yang sudah di cairkan. Hingga tekstur yang di dapat adalah lembut sedikit kental. Cahya dan teman-teman kelompoknya pun memasukan adonan krimnya ke dalam plastik segitiga. Dan ketika semua komponen sudah siap. Masuklah kedalam tahap menyusun agar menjadi sebuah Mousse Cake. Cahya segera menyemprotkan krim coklat kedalam cetakan silikon berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran sedang. Lalu memasukan selai strawberry beku kedalamnya. Lalu di semprotkan lagi krim coklat ke dalamnya. Dan terakhir sponge cake yang sudah dicetak berbentuk bulat-bulat di atasnya. Lalu di tutup kembali dengan semprotan krim coklat hingga rata menutupi seluruh atas cetakan. Merekapun memasukan adonanya ke dalam freezer kembali hingga set mengeras. Seluruh rangkaian pembuatan sudah hampir selesai. Sambil menunggu, Cahya banyak bercerita dan tertawa bersama teman-teman sekelompoknya.

"Ehh.. liatin dah si Hakim. Ngarep banget dia tu sekelompok sama kamu Cahya. Hahaa.."

"Emang iya apa ?"

Jawaban yang sangat lucu dan tidak seharusnya aku lontarkan. Karna sejak awal memasak, aku sudah tau mata hakim beberapa kali selalu menatapku. Dan tidak sedikit kami tabrakan dalam tatapan yang tidak lama durasinya. Entah apa yang sebenarnya Hakim cari dari diri seorang Cahya. Cahya hanya merasa dia wanita biasa saja seperti yang lain. Tidak kurang dan tidak lebih.

**
"Oke... Last 15 minutes, plating.. plating.."

Segera Cahya dan yang lainnya menyelesaikan hiasannya hingga akhir. Tidak ketinggalan Cahya menyiram mousse cakenya dengan coklat ganace, dan meletakan ujung daun mint kecil di atasnya. Untuk mempercantik, ia menempelkan remukan kacang almond panggang mengelilingi lingkaran bawah dari cakenya. Sekilas semua kelompok memilik bentuk dan model mousse cake yang sama persis dengan buatan Pak Purnomo, dosen baking Cahya. Beliau pun mulai mendatangi satu persatu meja dan mencicipinya. Bagaimana rasa dan teksturnya, akan terlihat dari ekspresi wajah Pak Purnomo. Beliaupun berhenti di meja terakhir milik kelompok Cahya. Cahya pun gugup dan tanpa sadar sambil meremas-remas serbet di tangannya.

"Ini paling enak.. Bagus!"

Seketika wajah gugup itu melemas karna tarikan otot yang seimbang dari kedua ujung bibir. Tidak hanya Cahya, seluruh teman-temannya pun bangga dan bahagia. Senyum mereka merekah puas dan lega mendapat pujian dari Pak Purnomo. Kerja praktek hari ini, berhasil !

Cahyapun segera merapihkan kerudung dan pakaiannya di kaca sebelum keluar dari toilet. Dia sedikit menambahkan lipgloss berwarna peach gum di bibirnya. Sambil berjalan melangkah keluar ke gerbang kampus. Dia membuka pesan dari Hakim di handphonenya. Dan membacanya..

"Selamat ya Cahya, kamu berhasil lagi. Sarang heo ❤."

Cahya hanya tersenyum geli membacanya. Dan memasukan handphonenya kedalam tas. Tanpa menguncinya. Lalu tiba-tiba kolom emot ikon tersentuh oleh kain dan buku dari dalam. Hingga tanpa sengaja terkirim balasan kepada Hakim..

"πŸ˜»πŸ‘πŸ™ˆπŸ˜ΈπŸ‘›πŸ‘“gbjksej,tes"

________*

Hallo sahabat wattpad semua, ini adalah novel pertamaku. Aku sangat bersyukur bahwa aku masih di beri kesempatan untuk belajar menulis cerita yang lebih panjang dari cerpen-cerpenku sebelumnya. Tentu kritik dan saran dalam penulisan ini, sangat aku tunggu..
Jangan sungkan untuk mengkoreksi tulisanku selagi itu positif. Terima Kasih Banyak πŸ˜ŠπŸ˜‰ 

Oh ya, tulisanku akan tayang setiap hari Rabu dan Sabtu. Follow akun aku ya.. agar tidak ketinggalan lanjutan ceritanya. πŸ˜™πŸ˜Š

I miss you readers πŸ˜πŸ˜˜
Jangan lupa Vote, Koment dan Share yaa.. 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar