Rabu, 25 Maret 2020

Wanita Bernama Aizza Jundana


Setelah setelah 1 tahunan lamanya kami tidak bersua, karna kesibukan masing-masing. Suatu saat ia menghubungi saya. Ingin bersilaturrahmi dan curhat katanya. Seketika saya mengernyitkan dahi. Curhat ? Apa yang mau dicurhatin fikir saya. Karna saya rasa kuliahnya lancar-lancar saja. Singkat cerita tibalah hari dimana ia datang ke kontrakan saya. Seperti biasa, ceria, bercanda, bertanya kabar dan saling tanya kegiatan dan keadaan setelah lulus. Ia di temani oleh sahabatnya Sarah. Yang juga 1 "geng" kami dulu.. Setelah "opening" yang singkat tapi bermakna, mulailah ia masuk pada pembahasan intinya yang katanya "curhat" itu.
"Teh aku mau konsultasi sekalian curhat.. akukan gabung ke BEM. Karna sekolah baru, jadinya angkatan aku BEM pertama. Tapi aku ngerasa kaya bukan organisasi. Nggak kompak, gampang marah-marah kalau rapat. Kosong nggak ada kegiatan. Mereka sebagian banyak yang udah pernah gabung ke organisasi, tapi kaya nggak ada kesadaran dan jiwa leadershipnya. Jadi aku pingin ngadain semacam LDK atau team building gitu teh." ujarnya..

Saya timpali dengan semangat, " oh bagus, teteh setuju. silahkan di godok teman-temannya."
Dengan raut wajahnya yang sendu, dia bilang. "Tapi aku bingung teh gimana cara ngadainnya.."
Loh.. Aizza kan sudah berpengalaman 1 tahun di OSPI mengadakan kegiatan" ujarku..
Lagi-lagi dia dengan wajah sendu nan polosnya, "Tapi kayaknya temen-temen aku sekarang nggak ada yang bisa cari proposal, nggak ada yang kau totalitas gerak kaya tim aku dulu di ospi teh."

Nadaku mulai tinggi tapi masih di kontrol, "Aizza sudah lebih jauh dapat ilmu dan pengalamannya, aizza ajarkan teman-teman. ajak mereka untuk grow up. Rubah mindset mereka untuk bergerak, untuk kontribusi, untuk memberikan yang terbaik untuk BEM."
Matanya mulai berkaca-kaca, "Tapi aku udah coba ajak mereka untuk rapat. Tapi kayak mereka nggak mau. Ribet.. Mahal biayanya.. dan lain-lain."
Dan akhirnya aku tarik nafas dalam-dalam, "Hapus kata TAPI ! Teteh didik kamu 1 tahun bukan untuk mengeluh, bukan untuk manja, bukan untuk putus asa ! Bangkit sendiri.. Jalankan sendiri.. Raih sendiri apa yang kamu mau berikan. Itu pahala baik buat kamu kalau sampai itu terlaksana. Merubah pola pikir, merubah mindset orang lain jadi lebih baik. Motivasi mereka.. Kasih inspirasi buat mereka.. Jangan pernah kamu mundur dari masalah. Hadapin.. Telen semua yang pait-pait ! Gagal kamu aizza kalau nggak bisa mewarnai teman-temanmu jadi lebih baik, jadi manusia yang bisa berkontribusi untuk ummat. Andai Rasulullah banyak komplain dan menggunakan kata TAPI tidak akan kita merasakan nikmatnya ibadah sekarang. Rasulullah itu ujiannya lebih berat.. dilemari batu sampai terpojok di tembok, nggak bisa untuk bangkit. Ditumpahin kotoran unta ! Kamu segini ujiannya masih mengeluh ??? Malu jadi anak abi sama umi ! abi sama umi kontribusinya banyak.. nggak ada kata TAPI !"

Yang ada di hadapan saya adalah anak perempuan yang tertampar dan akhirnya menangis sejadi-jadinya. Dan akhirnya saya dinginkan dengan nasehat yang bisa menguatkan dan membantu memberikan solusi. Kalimat terakhir yang dia katakan, "Makasih teh udah semangatin aku, beruntung banget aku punya teteh. Aku pasti kesini lagi.. bawa oleh-oleh yang lebih dari ini." Di peluknya aku erat... seakan sulit di lepas.

Saya hanya mengatakan, "Teteh sama Kak Didik tunggu undanganya." Sambil tersenyum dan melepasnya pulang.
Dan akhirnya, undanganpun di kirimkan. Dan apa yang mau kami sampaikanpun terlaksana dan diterima dengan baik.
Usai kegiatan, Kalimat yang sangat menyentuh dan beruntuk bisa mendidik anak seperti dia adalah..

"Makasih teh udh kasih support banyak sampe bela-belain dateng ke villa yg jauh banget, aku nggak akan bisa sampe sini kalo bukan dari motivasi teteh, ga cuma teteh bahkan kadidik seprepare itu untuk ngisi kegiatan aku 😭😭 temen aku banyak yg seneng bahkan ada yg bilang makasih udh datengin pembicara hebat kaya kak didik, pokonya aku bersyukur sebesar-sebesarnya sama Allah udah dipertemukan sama teteh dan kak didik 😭"

Aizza : Muliakanlah
Jundana : Tentara Kami
Nama adalah do'a dari orang tua, maka doa itu perlahan Allah kabulkan. Dia tumbuh dengan jiwa dan mental seorang mujahidah, Mampu bertahan dan menghadapi masalah seperti seorang pejuang. Ini baru awal, kedepan ia akan tumbuh menjadi sosok pejuang dakwah yang tangguh. Mampu dan rela berkontribusi untuk sekitar. Bisa dan Mau merubah orang-orang sekitar jadi lebih baik. Dan tak ada yang lain selain doa-doa terbaik untuk setiap jengkal kehidupannya.

Teruntuk Aizza, I'm Pround of You

Retno Astiningrum
Senin, 19 November 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar