Kamis, 26 Maret 2020

Bercerminlah sebelum Berbicara !


Ada anekdot arab yang berbunyi, “مرأة بلا مرأة غير جميلة  “, yang artinya “Wanita tanpa kaca itu tidak cantik.” Benarkah wanita tidak bisa jika tanpa kaca? Bisa jadi, karna mau tidak mau faktanya yang lebih sering berkaca di rumah adalah wanita. Bukan.. bukan.. saya sedang tidak mau membahas soal kecantikan dan kaca. Karna semua wanita cantik dan pasti memiliki kaca. Jangan-jangan, wanitalah yang lebih banyak berkaca untuk penampilannya, akan tetapi sulit berkaca untuk akhlak buruknya. Na’udzubillah.

Entah kenapa tiba-tiba mala mini saya terfikir pada itu, bisa jadi ini adalah nasehat untuk saya pribadi. Ketika kiyta lihat realita di masyarakat awam, yang paling banyak gossip tentang kejelekan tetangganya adalah ibu-ibu. Dan yang paling sering riweuh dengan urusan orang lain juga ibu-ibu. Padahal, banyak yang lebih penting yang harus ia urus selain kejelekan dan urusan orang lain. Terlalu sibuk menghabiskan waktu untuk melihat kejelekan orang lain dan mengurusi yang bukan menjadi urusannya. Sampai-sampai lupa, bahwa kejelekan yang ada pada dirinya pun harus ia benahi. Urusan rumah tangga dan anak-anaknya pun harus ia benahi. 
Saya jadi teringat satu kalimat berbahasa jawa, “Ojo seneng nyocot lan nyacat wong liyo, ngilo’ogithokmu dhewe”. Artinya kurang lebih begini, jangan sukanya menghina orang lain, lihatlah tengkukmu sendiri. Lagi-lagi kita di ingatkan bahwasannya, sudahlah.. tidak usah sibukkan diri dengan menghina atau mengurusi kehidupan orang lain. Karna sejatinya, lebih baik kita berkaca dan melihat diri kita sendiri. Yang tentunya masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan diri yang harus di bersihkan dan di perbaiki. 

Karna kedepan, di manapun kita berpijak. Sangat mudah bagi kita menemukan orang lain sepaket dengan kelebihan dan kekurangannya.  Yang tentunya semuanya harus kita terima dan toleransi dalam kebaikan dan koridornya. Berkacalah pada diri kita sebelum kita menghakimi atau melabelkan kejelekan pada orang lain. Karna lebih mulia, ketika kita menghakimi diri kita terlebih dahulu dan mau untuk berubah jadi lebih baik. 

“Ojo kuminter mundak keblinger, ojo cidra mundak cilaka”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar