Selasa, 24 Maret 2020

Berjuang untuk Bahagia dalam Pernikahan, No 3 Bikin Geleng-Geleng !


Tau Annisa mantan personel Cherrybell yang sudah hijrah dan baru menillkah dengan ikhwan bersuara merdu Anandito? Pasti semua tau.. karna berita pernikahannya sempat jadi trending topik di kalangan ikhwan dan akhwat penggelut media sosial. Bagaimana tidak, alur pernikahan dengan ta'aruf juga wajah bahagia dan kemesraan yang terpancar di akun youtube dan instagram pribadinya. Sehingga membuat terlena para ikhwan dan akhwat agar berharap menjalani kisah yang sama, juga di temukan dengan pasangan yang kurang lebih mirip. Taukah teman-teman sekalian? Bahwa ada yang lebih penting dari cerita taaruf dan pernikahan. Yaitu Perjuangan.. karna menikah itu perjuangan.

1. Berjuang untuk menunaikan hak dan kewajiban pasangan.

Drama baper pernikahan paling lama 3 - 6 bulan pernikahan. Setelah itu kita akan disibukan dengan hak dan kewajiban sebagai seorang suami dan istri. Suami memberikan hak nafkah lahir batin untuk istri begitupun sebaliknya. Istri memberikan kewajibannya kepada suami begitupun sebaliknya. Tak jarang akan ada gesekan selisih paham tentang hak dan kewajiban pasangan
.
2. Berjuang untuk mewujudkan visi bersama.

Punya visi rumah tangga ? kalau belum punya segera dibuat. Agar aura perjuangannya dapat dan terasa. Visi rumah tangga saya dan suami di buat ketika malam hari seusai akad. Ketika pasangan yang lain sibuk malam pertama, saya dan suami diskusi dan bertukar fikiran tentang visi rumah tangga. Membedah buku, dan mengabadikannya di laptop. Agar senantiasa di ingat, bahwa kita punya tanggung jawab bersama untuk mewujudkan visi rumah tangga ini. 

3. Berjuang untuk mengenali karakter satu sama lain dan menerimanya.

Semua rumah tangga yang melalui jalur Ta'aruf pasti akan merasakan hal yang sama. Begitupun saya, sebelumnya hanya yang dzohir dan terlihat. Setelah akad, baru satu persatu terbuka sifat dan karakter aslinya. Dan sangat manusiawi, ada perbedaan dan mungkin ada yang tidak bisa di terima satu sama lain. Maka perjuangan itu di butuhkan oleh kedua belah pihak. Merubah sifat buruk ke bail dan mempertahankan sifat baik yang sudah ada. Yang terpenting adalah mau menerimanya, capek dan sangat lelah kalau sampai sekarang kita masih mengutuk sikap jelek dari pasangan kita. Terima dan ajak ia untuk jadi lebih baik.

4. Berjuang untuk belajar dan berkembang.

Saya tidak serta merta di terima apa adanya sama suami. Karna menikah itu berjuang untuk growup. Berjuang untuk belajar jadi lebih baik. Boleh menerima pasangan kita dalam keadaan 0%, tapi ubah ia menjadi 100%. Didik dan bimbing ia agar bisa belajar dan growup sesuai yang kita inginkan dalam hal kebaikan. Karna belajar dalam rumah tangga akan selalu ada sepanjang masa. Hingga menjadi nenek dan kakekpun kita di tuntut untuk terus belajar. Pada perjalanan rumah tangga kits yang berproses itulah yang Allah janjikan pahala yang berlimpah. Balasan ada pada proses. Bukan sebelum atau sesudah hasil.

5. Berjuang untuk meminimalisir konflik.

Entah konflik besar atau kecil, itu tidak bisa bahkan mustahil kita pisahkan kedalam kehidupan rumah tangga. Yang ada kita yang harus bisa berjuang untuk meminimalisirnya. Berusaha untuk membuat keadaan rumah tangga baik-baik saja. Orang tua kita selalu mengatakan, "nikah kui senine ngalah." Karna memang ya harus sama-sama mengalah untuk meminimalisir konflik. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Yang ada adalah salah satunya ada yang tidak mau mengaku salah dan mengalah. Gunakan hukum pantul dalam rumah tangga, kita melempar batu yang akan kembali adalah batu. Kita melempar paku yang akan kembali adalah paku. Dan ketika kita melempar bunga, yang akan kembali adalah bunga.

"Bertahanlah dengan orang yang sama-sama ingin berjuang, buka dengan orang yang hanya ingin diperjuangkan."

Writte : Retno Astiningrum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar