Senin, 23 Maret 2020

Kebiasaan Minum Teh bagi Orang Jawa


Menyantap beberapa cemilan di pagi hari sambil menyeruput segelas teh manis hangat adalah rutinitas turun temurun yang di lakukan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu. Dan kebiasaan itu sudah menjadi hal yang lumrah di lakukan ketika matahari mulai menunjukan ujung kepalanya. Entah ia tinggal di pulau apa dan berasal dari suku mana, minum teh di pagi hari adalah rutinitas yang tidak boleh terlewat bagi beberapa orang. Bagi saya sendiri, entah kapan terakhir saya menyeruput teh hangat pada pagi hari. Bukan karna malas menghangatkan air atau sekedar menuangkan gula. Tapi  kadang, suamipun lebih suka jeruk hangat atau sekedar air putih saja untuk menemani sarapannya. Teh hangat akan ada jika suami meminta untuk di buatkan. Bahkan, teh yang biasa kadang tergantikan oleh teh herbal yang sepertinya agak berat di santap setiap pagi karna bau dan rasa rempahnya yang kuat.

Di daerah jawa tengah sendiri, di rumah atau jika kita makan di tempat makan. Teh hangat yang di hidangkan akan di sediakan dengan volume air yang mencapai sampai pucuk gelas. Sampai-sampai jika di angkat akan ada beberapa tetes yang terjatuh sangking penuhnya. Karna agar yang meminum percaya, bahwa teh yang di minum itu baru dan belum pernah di minum oleh orang lain. Dalam kata lain mungkin bekas. Sebegitu menjaga kenyamanan orang lain suku jawa itu. Sampai minum saja di jaga, apa lagi hati. #eeeaaaa 

Tak pernah melihat kebun teh tingginya lebih dari pada pinggang manusia. mungkin agar lebih memudahkan petani teh untuk memetiknya. Padahal bisa jadi pohon teh itu ingin tingginya sama dengan pohon kelapa. Tetapi setiap beberapa minggu akan tiba waktu untuk di bonsai. kalaupun muncul pucuk-pucuk baru yang masih muda, maka akan di petik jua. Untuk menjadi teh yang enak di minum pun, daun teh harus di petik ketika berumur muda, di keringkan di bawah matahari yang terik. Bahkan teknologi baru pengeringannya dengan teknik mesin yang tingkat kepanasannya bisa di atur agar cepat kering dalam waktu singkat. Setelah itu akan di pak di kemasan yang terkadang tertumpuk di gudang berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Belum lagi di siram air panas untuk menghasilkan warna dan aroma teh yang nikmat untuk akhirnya di santap pada pagi hari.

Pohon teh tidak bisa tumbuh semau dia, tidak bisa tinggi semau dia. Akan ada orang lain yang selalu memangkas pohon teh itu. Apapun alasannya..

Sudahkah anda bersabar hari ini?

"Bersabar di atas kesabaran."

Retno Astiningrum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar