Senin, 20 Maret 2018. 04.30 WIB
"Bismillah.. Pak Luqman saya mohon izin untuk tahun ini adalah tahun terakhir saya menjadi pembina osis. Terima Kasih atas bimbingannya selama ini."
Pesan singkat yang aku kirimkan untuk kepala sekolah di tempat ku mengajar. Aku sudah tau disela-sela mengajar besok, akan ada mediasi di ruangnya perihal ini. Aku sudah menyiapkan jawabannya. Alasan abu-abu yang aku usahakan masuk akal, agar amanah pembina osis yang sudah aku bina selama 5 tahun bisa bergeser kepada generasi yang baru.
Kamis, 14 April 2018. 20.00 WIB.
" Rina.. Lagi sakitkah? Kok sudah 5 minggu nggak hadir training mingguan? "
Ku sentuh titik tiga di samping namanya, ku lihat tulisan "Blokir" berulang kali. Dan foto profil cantiknya berganti dengan siluet manusia berkepala botak yang berwarna abu-abu. Aku menghilang dari peredaran organisasi yang aku cintai 4 tahun belakangan ini. Biarkan mereka tidak mendapat penjelasan dariku. Ini pilihaku..
Selasa, 3 Mei 2018. 16.45 WIB.
"Assalamualaikum Ustadzah, Ana sudah dapat mentor pengganti ana. Mulai minggu depan ana sudah tidak bisa pegang halaqoh anak-anak lagi."
Entah mengapa hampir semua melalui pesan singkat di whatsapp. Satu lagi amanah yang aku lepas, tanpa harus berfikir panjang dan terkalahkan dengan kedekatanku dengan anak-anak. Aku berharap tidak banyak pertanyaan dari ustadzah kesayangku mengapa aku memilih ini.
Ahad, 28 Mei 2018. 15.00 Wib.
"Anda keluar dari grup Bidadari Syurga"
Lingkaran imanku setiap minggu.. Aku juga menghilng dari peredarannya. Tanpa butuh waktu lama, banyak dari teman-teman halaqohku yang menanyakan mengapa aku mendadak keluar. Aku hanya memperhatikan beberapa saat dan memilih untuk menyentuh tombol tanda panah mundur. Dalam waktu sekejap, tulisan online di akun whatsappku berubah menjadi Terakhir dilihat...
Sabtu, 7 Juni 2018. 08.00 WIB.
Aku duduk di kursi guru, di hadapanku banyak teman-teman guru yang saling bercengkrama. Tidak sedikit mereka sibuk dengan soal-soal ujiannya. Aku melihat warna warni kue di dalam piring. Berusaha memilih apa yang membuatku tertarik untuk mencicipi. Tapi nihil.. sejak pagi, tidak ada satu butir nasipun yang bisa masuk ke indra pengecapku.
"Pak.. ini surat resign saya. Terima Kasih arahannya selama ini."
Aku melangkahkan kaki keluar gerbang sekolah tempatku mengajar selama 6 tahun belakangan ini. Langkahku berhenti ketika beberapa anak memanggilku. Memberi peringatan bahwa besok ada mata pelajaran yang aku ampu. Mereka meminta untuk tidak lupa menyanyikan lagu "Pohon Mangga" sebelum mulai pelajaran. Aku hanya tersenyum dengan isyarat jempol yang terangkat. Semoga mereka bahagia..
Minggu, 9 Februari 2018. 06.00 WIB.
"Mas.. aku mau ikut pelatihan ini boleh nggak?"
"Nggak usah, jauh. Lagian kamu mana tahan begitu. Pasti bakal capek."
Aku.. seekor merpati yang selalu ingin terbang. Bermain dari satu dahan ke dahan lain. Tapi tiba-tiba aku tersadar, sayap kananku patah. Walau aku berusaha terbang dengan satu sayap kiriku. Tapi berkali-kali aku terjatuh dan tertatih lagi dan lagi. Sambil tersungkur di atas batu hitam. Aku menengadah ke bentangan langit biru. Bercengkrama dengan langit. Melihat berbagai siluet awan yang berganti bentuk setiap saat. Menikmati kawanan burung merpati lain yang mengepakan kedua sayapnya dengan bangga.
Semakin aku mengejar harapanku, semakin aku nenyadari bahwa aku tidak bisa terbang kembali..
Aku seekor merpati yang telah mati..