Selasa, 31 Maret 2020

Cerita Pendek : Sebelan Sayap yang Patah


Senin, 20 Maret 2018. 04.30 WIB

"Bismillah.. Pak Luqman saya mohon izin untuk tahun ini adalah tahun terakhir saya menjadi pembina osis. Terima Kasih atas bimbingannya selama ini."

Pesan singkat yang aku kirimkan untuk kepala sekolah di tempat ku mengajar. Aku sudah tau disela-sela mengajar besok, akan ada mediasi di ruangnya perihal ini. Aku sudah menyiapkan jawabannya. Alasan abu-abu yang aku usahakan masuk akal, agar amanah pembina osis yang sudah aku bina selama 5 tahun bisa bergeser kepada generasi yang baru.

Kamis, 14 April 2018. 20.00 WIB.

" Rina.. Lagi sakitkah? Kok sudah 5 minggu nggak hadir training mingguan? "

Ku sentuh titik tiga di samping namanya, ku lihat tulisan "Blokir" berulang kali. Dan foto profil cantiknya berganti dengan siluet manusia berkepala botak yang berwarna abu-abu. Aku menghilang dari peredaran organisasi yang aku cintai 4 tahun belakangan ini. Biarkan mereka tidak mendapat penjelasan dariku. Ini pilihaku..

Selasa,  3 Mei 2018. 16.45 WIB.

"Assalamualaikum Ustadzah, Ana sudah dapat mentor pengganti ana. Mulai minggu depan ana sudah tidak bisa pegang halaqoh anak-anak lagi."

Entah mengapa hampir semua melalui pesan singkat di whatsapp. Satu lagi amanah yang aku lepas, tanpa harus berfikir panjang dan terkalahkan dengan kedekatanku dengan anak-anak. Aku berharap tidak banyak pertanyaan dari ustadzah kesayangku mengapa aku memilih ini.

Ahad, 28 Mei 2018. 15.00 Wib.

"Anda keluar dari grup Bidadari Syurga"

Lingkaran imanku setiap minggu.. Aku juga menghilng dari peredarannya. Tanpa butuh waktu lama, banyak dari teman-teman halaqohku yang menanyakan mengapa aku mendadak keluar. Aku hanya memperhatikan beberapa saat dan memilih untuk menyentuh tombol tanda panah mundur. Dalam waktu sekejap, tulisan online di akun whatsappku berubah menjadi Terakhir dilihat...

Sabtu, 7 Juni 2018. 08.00 WIB.

Aku duduk di kursi guru, di hadapanku banyak teman-teman guru yang saling  bercengkrama. Tidak sedikit mereka sibuk dengan soal-soal ujiannya. Aku melihat warna warni kue di dalam piring. Berusaha memilih apa yang membuatku tertarik untuk mencicipi. Tapi nihil.. sejak pagi, tidak ada satu butir nasipun yang bisa masuk ke indra pengecapku.

"Pak.. ini surat resign saya. Terima Kasih arahannya selama ini."

Aku melangkahkan kaki keluar gerbang sekolah tempatku mengajar selama 6 tahun belakangan ini. Langkahku berhenti ketika beberapa anak memanggilku. Memberi peringatan bahwa besok ada mata pelajaran yang aku ampu. Mereka meminta untuk tidak lupa menyanyikan lagu "Pohon Mangga" sebelum mulai pelajaran. Aku hanya tersenyum dengan isyarat jempol yang terangkat. Semoga mereka bahagia..

Minggu, 9 Februari 2018. 06.00 WIB.

"Mas.. aku mau ikut pelatihan ini boleh nggak?"

"Nggak usah, jauh. Lagian kamu mana tahan begitu. Pasti bakal capek."

Aku.. seekor merpati yang selalu ingin terbang. Bermain dari satu dahan ke dahan lain. Tapi tiba-tiba aku tersadar, sayap kananku patah. Walau aku berusaha terbang dengan satu sayap kiriku. Tapi berkali-kali aku terjatuh dan tertatih lagi dan lagi. Sambil tersungkur di atas batu hitam. Aku menengadah ke bentangan langit biru. Bercengkrama dengan langit. Melihat berbagai siluet awan yang berganti bentuk setiap saat. Menikmati kawanan burung merpati lain yang mengepakan kedua sayapnya dengan bangga.

Semakin aku mengejar harapanku, semakin aku nenyadari bahwa aku tidak bisa terbang kembali..
Aku seekor merpati yang telah mati..

Jumat, 27 Maret 2020

Values from Ralph Breaks The Internet Movie


Biasanya film action atau horor, tumben sekali suami ngajak nonton film kartun. Terlepas dari yang tergambar di judul ataupun gambarnya, film ini tidak hanya membicarakan seputar dari dunia maya. Tapi banyak pesan yang akan di sampaikan dari film ini. Pemeran utamanya adalah Ralph ikon game Wreck it - Ralph sebagai penjahat yang bengis dan Vanellope ikon game Sugar Rush sebagai pembalap di arena candy yang paling handal. Apa nilai yang mau di hantarkan dari film ini...

1. Mewarnai Orang Lain
Ya, Vanellope yang bisa mewarnai Ralph yang jahat menjadi baik. Bahkan Vanellope memberikan kalung berbentuk hati yang bertuliskan You're My Hero sebagai tanda persahabatan. Maka mungkin kita juga harus sekali-kali out of the box. Tidak hanya di lingkungan yang semuanya terbiasa dengan kebaikan. Sekali-kali boleh di coba berteman dan mewarnai orang lain yang mungkin terlihat "jahat". Siapa tau hidayahnya melalui dakwah kita..

2. Persahabatan
Vanellope dan Ralph bersahabat sangat baik. Bahkan setiap malam mereka bermain bersama berpindah-pindah game. Dan ketika Vanellope dalam kesulitan atau bahaya. Ralph berperan penting untuk menyelamatkan dan menjadi pahlawannya. Kan banyak ya.. Orang yang mengaku teman, saudara, sahabat, orang terdekat kita. Malah justru menusuk dari belakang, bermuka dua, bahkan ingin menjatuhkan kita. Bukan jadikan sahabatmu baik, tapi jadikan diri kita sahabat yang baik bagi orang lain. Maka feedbacknya bisa sebaliknya bahkan lebih.

3. Be your self
Ketika Vanellope mau membenarkan stir gamenya yang rusak, dia masuk ke dalam internet untuk membeli stir game baru di E-buy. Akan tetapi harganya sangat mahal. Dan akhirnya mereka bekerja di game balapan liar yang lain untuk mendapatkan uang. Tapi ternyata justru game ini yang ia sukai. Akhirnya dia memutuskan untuk menjadi bagian dari game ini. Bukankah menjalani atau mengerjakan sesuatu yang kita sukai lebih enak dari pada terpaksa. Kerjakan apa yang menjadi hobby mu, apa yang kau sukai. Passionmu belum tentu sesuatu yang kau sukai.. benarkah ini pekerjaan yang aku sukai?

4. Positif Thinking
Kerika Ralph mengetahui Vanellope lebih menyukai game barunya itu yang menurutnya berbahaya. Maka Ralph membeli virus untuk merusaknya. Tanpa berfikir baik dan matang. Hanya karna emosi ia jadi gegabah yang mengakibatkan virus itu menghancurkan seluruh web dan situs di internet. Bermulai daru su'udzon dan hasad, akhirnya berdampak buruk dan memunculkan perlaku-prilaku buruk yang lainnya. Mari berhusnudzon pada orang lain, sekalipun itu kejelekan. 

5. Ikhlas
Setelah drama virus itu. Ralph baru menyadari bahwa bersahabat itu bukan mengekang. Tetapi merelakan apa yang menjadi mimpi sahabatnya. Dan bahkan mendukung, walaupun konsekuensinya adalah berpisah.  Orang yang hebat adalah ia yang membantu mengulurkan tangan untuk orang lain agar bisa meraih mimpinya, dan menyukai kehidupannya. 

Sudahkah kita berkontribusi untuk membantu mimpi teman atau sahabat kita? Dan sudahkah hari kita ikhlas berkorban untuk orang lain ?

Kamis, 26 Maret 2020

Filosofi dari Butiran Air yang di sebut Embun...


Elemen alam memang selalu menarik untuk di bahas. Tidak akan pernah salah dalam memberikan pelajaran bagi kehidupan. Maka benar perkataan Allah, Alam sekitar adalah keajaiban, bagi mereka yang mau berfikir. Air, Tanah, Udara, Api,, tentu teringat pula dengan film masa kecil the legend of Aang  dengan keemat elemen alam yang ia miliki. Banyak suatu yang menarik dalam proses berjalannya  alam dalam kehidupan. Proses berjalannya alam tentu sangat mudah bagi kita yang mau untuk mengamati  guna menjadikannya sebuah pelajaran. 

Salah satunya adalah embun, ia selalu hadir di setiap pagi hari. Namun, kehadirannya tidak pernah ada pada siang hari ketika keramaian sudah mulai menyeruak di bumi. Di awali dengan kesunyian dan kedinginan malam, ia hadir ketika matahari pagi mulai membuka matanya. Ia hadir ketika suasana pagi yang tenang dan damai. Datanglah pada kesusahan saudaramu, maka itu sangat menyejukan baginya. Di titik dimana kejernihan air yang ia butuhkan. Tak jarang banyak dari kita yang lebih suka datang ketika keindahan ada pada diri seseorang. Tanpa mau mendekat ketika kesulitan yang menggantikan keindahan itu.

Dan ketika matahari sudah mulai terbit, tinggi dan semakin meninggi. Kehangatanpun di pancrkan keseluruh penjuru bumi. Embun-embun kecil yang tidak pernah terhiraukan oleh sepasang dua bola mata manusia. Perlahan mulai mengurangi molekul-molekul dirinya. Tanpa hitungan jam, ia akan lenyap tanpa meminta haknya untuk di lihat setiap paginya. Tanpa menagih pamrih karna sudah menyejukan paginya. Mengalah karna ia tau, ada yang lebih perkasa dari dirinya. Yaitu matahari…

Tidak mudah bagi kita untuk menghargai orang lain, mungkin karna kita sulit untuk merendahkan bangunan ego yang sudah lama kita bangun semakin tinggi. Tidak mudah bagi kita untuk menghadirkan kedamaian di sekitar kita, mungkin karna sudah terlampau lamanya kita berada di dalam kebisingan hidup. Tidak mudah bagi kita untuk mengalah, mungkin karna sudah terlalu seringnya kita memenangkan pertarungan.

“ Setiap pagi aku membuka mata. Melihat sejuknya embun aku jadi mengetahui bahwa, yang indah itu bertahan hanya sebentar.”

"Haruskah Aku Bercerai?" Yuk.. Baca Dulu !


Perbedaan akan selalu lebih terlihat jelas di bandingkan persamaan. Ya, karna yang berbeda itu akan selalu berbeda tidak akan pernah sama. Tapi esensi dari perbedaan bukan perpecahan, tetapi menyatukan. Bukan pula menjadikan seseorang lemah karna perbedaan, akan tetapi menjurus kepada kekuatan. Pada tahun 2017, akumulasi data perceraian di Indonesia mencapai lebih dari 357.000 pasang. Yang artinya ada 42 pasangan dalam setiap jamnya yang memilih untuk mengakhiri perjalanan rumah tangganya. Dan beberapa kasus yang paling sering terjadi salah satunya adalah karna perbedaan yang dominan antar pasangan. 

Sayapun belum menemukan data kasus perceraian di tahun 2018. Apa mungkin karna tahun ini belum berakhir? Miris dan sedih tentunya kita melihat fakta yang terpampang di hadapan kita saat ini. Walaupun tentu, perceraian di luar konteks agama adalah hak asasi manusia, siapa saja berhak dan boleh memilih. 

Ternyata, ketahanan keluarga di Indonesia masih sangat lemah bahkan mungkin cenderung rusak. Saya tepuk tangan meriah, bagi pasangan yang masih mau bertahan dalam menjaga hubungan pernikahan dan mau belajar dalam memperbaiki kualitas diri untuk pasangannya. Karna banyak kasus sepele yang di jadikan argument dalam persidangan. Dan rasa-rasanya sangat membuat lucu dan geleng-geleng kepala. Ternyata, selemah itu hati dan perasaannya. Tentu, kesalahan jalan perceraian ini tidak hanya ada pada kedua belah pihak pasangan. Bisa jadi ada pada keluarga masing-masing yang menjadi pemicu perceraian. Karna tak sedikit pula bercerai itu di desak oleh pihak keluarga masing-masing. Dan pula, dari pengelola setempat yaitu KUA. Yang kurang produktif dalam menjalankan program untuk pasangan-pasangan muda yang hendak menikah.

Saya pun teringat, ketika menikah dulu. Didalam map terselipkan sertifikat seminar pranikah yang di adakan oleh KUA setempat. Seketika sayapun mengernyitkan dahi, emang saya pernah ikut? Untuk meyakinkan pula, saya bertanya kepada suami, “yang, ini apa? Emang kita pernah ikut kok dikasih sertifikat?” suamipun mejawab, “itu mah biasa KUA, program mereka tapi nggak di jalankan. Jadinya asal di bagi-bagiin aja sertifikatnya.” Mungkinkah jika program seminar pranikah di jalankan dengan baik akan berpotensi mengurangi angka perceraian di Indonesia?

Sungguh ini catatan, ternyata semua punya andil, semua punya tanggung jawab kontribusi menjaga keutuhan keluarga Indonesia. Saya dan suami sungguh beruntung, sudah mengikuti seminar-seminar pranikah yang di adakan oleh beberapa lembaga kompeten. Bahkan seminar pascamenikah yang di bawakan oleh pak Cahyadi Takariawan pun sudah kami lahap. Tentu, tidak mudah berpuas diri, kedepan sampai kapanpun. Menjadi jiwa pembelajar harus tetap di hadirkan dalam setiap jengkal kehidupan.

Siapapun anda, perbedaan dan konflik yag tertuang dalam rumah tangga. Tidak seharusnya menjadi awal dari kita memilih jalan berpisah. Karna tidak ada satupun dari kita yang sempurna, tidak satupun dari kita yang serba bisa. Maka sejatinya, seperti yang sudah seringkali kita dengar. Pasangan hidup itu saling menyempurnakan, saling melengkapi. Tetapi adapun dalam prakteknya sering kita menemukan kesulitan. Maka, teruslah berbenah diri, teruslah belajar, teruslah saling membutuhkan.

“Bersabarlah, di atas kesabaran.”

Bercerminlah sebelum Berbicara !


Ada anekdot arab yang berbunyi, “مرأة بلا مرأة غير جميلة  “, yang artinya “Wanita tanpa kaca itu tidak cantik.” Benarkah wanita tidak bisa jika tanpa kaca? Bisa jadi, karna mau tidak mau faktanya yang lebih sering berkaca di rumah adalah wanita. Bukan.. bukan.. saya sedang tidak mau membahas soal kecantikan dan kaca. Karna semua wanita cantik dan pasti memiliki kaca. Jangan-jangan, wanitalah yang lebih banyak berkaca untuk penampilannya, akan tetapi sulit berkaca untuk akhlak buruknya. Na’udzubillah.

Entah kenapa tiba-tiba mala mini saya terfikir pada itu, bisa jadi ini adalah nasehat untuk saya pribadi. Ketika kiyta lihat realita di masyarakat awam, yang paling banyak gossip tentang kejelekan tetangganya adalah ibu-ibu. Dan yang paling sering riweuh dengan urusan orang lain juga ibu-ibu. Padahal, banyak yang lebih penting yang harus ia urus selain kejelekan dan urusan orang lain. Terlalu sibuk menghabiskan waktu untuk melihat kejelekan orang lain dan mengurusi yang bukan menjadi urusannya. Sampai-sampai lupa, bahwa kejelekan yang ada pada dirinya pun harus ia benahi. Urusan rumah tangga dan anak-anaknya pun harus ia benahi. 
Saya jadi teringat satu kalimat berbahasa jawa, “Ojo seneng nyocot lan nyacat wong liyo, ngilo’ogithokmu dhewe”. Artinya kurang lebih begini, jangan sukanya menghina orang lain, lihatlah tengkukmu sendiri. Lagi-lagi kita di ingatkan bahwasannya, sudahlah.. tidak usah sibukkan diri dengan menghina atau mengurusi kehidupan orang lain. Karna sejatinya, lebih baik kita berkaca dan melihat diri kita sendiri. Yang tentunya masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan diri yang harus di bersihkan dan di perbaiki. 

Karna kedepan, di manapun kita berpijak. Sangat mudah bagi kita menemukan orang lain sepaket dengan kelebihan dan kekurangannya.  Yang tentunya semuanya harus kita terima dan toleransi dalam kebaikan dan koridornya. Berkacalah pada diri kita sebelum kita menghakimi atau melabelkan kejelekan pada orang lain. Karna lebih mulia, ketika kita menghakimi diri kita terlebih dahulu dan mau untuk berubah jadi lebih baik. 

“Ojo kuminter mundak keblinger, ojo cidra mundak cilaka”

Rabu, 25 Maret 2020

Wanita Bernama Aizza Jundana


Setelah setelah 1 tahunan lamanya kami tidak bersua, karna kesibukan masing-masing. Suatu saat ia menghubungi saya. Ingin bersilaturrahmi dan curhat katanya. Seketika saya mengernyitkan dahi. Curhat ? Apa yang mau dicurhatin fikir saya. Karna saya rasa kuliahnya lancar-lancar saja. Singkat cerita tibalah hari dimana ia datang ke kontrakan saya. Seperti biasa, ceria, bercanda, bertanya kabar dan saling tanya kegiatan dan keadaan setelah lulus. Ia di temani oleh sahabatnya Sarah. Yang juga 1 "geng" kami dulu.. Setelah "opening" yang singkat tapi bermakna, mulailah ia masuk pada pembahasan intinya yang katanya "curhat" itu.
"Teh aku mau konsultasi sekalian curhat.. akukan gabung ke BEM. Karna sekolah baru, jadinya angkatan aku BEM pertama. Tapi aku ngerasa kaya bukan organisasi. Nggak kompak, gampang marah-marah kalau rapat. Kosong nggak ada kegiatan. Mereka sebagian banyak yang udah pernah gabung ke organisasi, tapi kaya nggak ada kesadaran dan jiwa leadershipnya. Jadi aku pingin ngadain semacam LDK atau team building gitu teh." ujarnya..

Saya timpali dengan semangat, " oh bagus, teteh setuju. silahkan di godok teman-temannya."
Dengan raut wajahnya yang sendu, dia bilang. "Tapi aku bingung teh gimana cara ngadainnya.."
Loh.. Aizza kan sudah berpengalaman 1 tahun di OSPI mengadakan kegiatan" ujarku..
Lagi-lagi dia dengan wajah sendu nan polosnya, "Tapi kayaknya temen-temen aku sekarang nggak ada yang bisa cari proposal, nggak ada yang kau totalitas gerak kaya tim aku dulu di ospi teh."

Nadaku mulai tinggi tapi masih di kontrol, "Aizza sudah lebih jauh dapat ilmu dan pengalamannya, aizza ajarkan teman-teman. ajak mereka untuk grow up. Rubah mindset mereka untuk bergerak, untuk kontribusi, untuk memberikan yang terbaik untuk BEM."
Matanya mulai berkaca-kaca, "Tapi aku udah coba ajak mereka untuk rapat. Tapi kayak mereka nggak mau. Ribet.. Mahal biayanya.. dan lain-lain."
Dan akhirnya aku tarik nafas dalam-dalam, "Hapus kata TAPI ! Teteh didik kamu 1 tahun bukan untuk mengeluh, bukan untuk manja, bukan untuk putus asa ! Bangkit sendiri.. Jalankan sendiri.. Raih sendiri apa yang kamu mau berikan. Itu pahala baik buat kamu kalau sampai itu terlaksana. Merubah pola pikir, merubah mindset orang lain jadi lebih baik. Motivasi mereka.. Kasih inspirasi buat mereka.. Jangan pernah kamu mundur dari masalah. Hadapin.. Telen semua yang pait-pait ! Gagal kamu aizza kalau nggak bisa mewarnai teman-temanmu jadi lebih baik, jadi manusia yang bisa berkontribusi untuk ummat. Andai Rasulullah banyak komplain dan menggunakan kata TAPI tidak akan kita merasakan nikmatnya ibadah sekarang. Rasulullah itu ujiannya lebih berat.. dilemari batu sampai terpojok di tembok, nggak bisa untuk bangkit. Ditumpahin kotoran unta ! Kamu segini ujiannya masih mengeluh ??? Malu jadi anak abi sama umi ! abi sama umi kontribusinya banyak.. nggak ada kata TAPI !"

Yang ada di hadapan saya adalah anak perempuan yang tertampar dan akhirnya menangis sejadi-jadinya. Dan akhirnya saya dinginkan dengan nasehat yang bisa menguatkan dan membantu memberikan solusi. Kalimat terakhir yang dia katakan, "Makasih teh udah semangatin aku, beruntung banget aku punya teteh. Aku pasti kesini lagi.. bawa oleh-oleh yang lebih dari ini." Di peluknya aku erat... seakan sulit di lepas.

Saya hanya mengatakan, "Teteh sama Kak Didik tunggu undanganya." Sambil tersenyum dan melepasnya pulang.
Dan akhirnya, undanganpun di kirimkan. Dan apa yang mau kami sampaikanpun terlaksana dan diterima dengan baik.
Usai kegiatan, Kalimat yang sangat menyentuh dan beruntuk bisa mendidik anak seperti dia adalah..

"Makasih teh udh kasih support banyak sampe bela-belain dateng ke villa yg jauh banget, aku nggak akan bisa sampe sini kalo bukan dari motivasi teteh, ga cuma teteh bahkan kadidik seprepare itu untuk ngisi kegiatan aku 😭😭 temen aku banyak yg seneng bahkan ada yg bilang makasih udh datengin pembicara hebat kaya kak didik, pokonya aku bersyukur sebesar-sebesarnya sama Allah udah dipertemukan sama teteh dan kak didik 😭"

Aizza : Muliakanlah
Jundana : Tentara Kami
Nama adalah do'a dari orang tua, maka doa itu perlahan Allah kabulkan. Dia tumbuh dengan jiwa dan mental seorang mujahidah, Mampu bertahan dan menghadapi masalah seperti seorang pejuang. Ini baru awal, kedepan ia akan tumbuh menjadi sosok pejuang dakwah yang tangguh. Mampu dan rela berkontribusi untuk sekitar. Bisa dan Mau merubah orang-orang sekitar jadi lebih baik. Dan tak ada yang lain selain doa-doa terbaik untuk setiap jengkal kehidupannya.

Teruntuk Aizza, I'm Pround of You

Retno Astiningrum
Senin, 19 November 2018

Selasa, 24 Maret 2020

Berjuang untuk Bahagia dalam Pernikahan, No 3 Bikin Geleng-Geleng !


Tau Annisa mantan personel Cherrybell yang sudah hijrah dan baru menillkah dengan ikhwan bersuara merdu Anandito? Pasti semua tau.. karna berita pernikahannya sempat jadi trending topik di kalangan ikhwan dan akhwat penggelut media sosial. Bagaimana tidak, alur pernikahan dengan ta'aruf juga wajah bahagia dan kemesraan yang terpancar di akun youtube dan instagram pribadinya. Sehingga membuat terlena para ikhwan dan akhwat agar berharap menjalani kisah yang sama, juga di temukan dengan pasangan yang kurang lebih mirip. Taukah teman-teman sekalian? Bahwa ada yang lebih penting dari cerita taaruf dan pernikahan. Yaitu Perjuangan.. karna menikah itu perjuangan.

1. Berjuang untuk menunaikan hak dan kewajiban pasangan.

Drama baper pernikahan paling lama 3 - 6 bulan pernikahan. Setelah itu kita akan disibukan dengan hak dan kewajiban sebagai seorang suami dan istri. Suami memberikan hak nafkah lahir batin untuk istri begitupun sebaliknya. Istri memberikan kewajibannya kepada suami begitupun sebaliknya. Tak jarang akan ada gesekan selisih paham tentang hak dan kewajiban pasangan
.
2. Berjuang untuk mewujudkan visi bersama.

Punya visi rumah tangga ? kalau belum punya segera dibuat. Agar aura perjuangannya dapat dan terasa. Visi rumah tangga saya dan suami di buat ketika malam hari seusai akad. Ketika pasangan yang lain sibuk malam pertama, saya dan suami diskusi dan bertukar fikiran tentang visi rumah tangga. Membedah buku, dan mengabadikannya di laptop. Agar senantiasa di ingat, bahwa kita punya tanggung jawab bersama untuk mewujudkan visi rumah tangga ini. 

3. Berjuang untuk mengenali karakter satu sama lain dan menerimanya.

Semua rumah tangga yang melalui jalur Ta'aruf pasti akan merasakan hal yang sama. Begitupun saya, sebelumnya hanya yang dzohir dan terlihat. Setelah akad, baru satu persatu terbuka sifat dan karakter aslinya. Dan sangat manusiawi, ada perbedaan dan mungkin ada yang tidak bisa di terima satu sama lain. Maka perjuangan itu di butuhkan oleh kedua belah pihak. Merubah sifat buruk ke bail dan mempertahankan sifat baik yang sudah ada. Yang terpenting adalah mau menerimanya, capek dan sangat lelah kalau sampai sekarang kita masih mengutuk sikap jelek dari pasangan kita. Terima dan ajak ia untuk jadi lebih baik.

4. Berjuang untuk belajar dan berkembang.

Saya tidak serta merta di terima apa adanya sama suami. Karna menikah itu berjuang untuk growup. Berjuang untuk belajar jadi lebih baik. Boleh menerima pasangan kita dalam keadaan 0%, tapi ubah ia menjadi 100%. Didik dan bimbing ia agar bisa belajar dan growup sesuai yang kita inginkan dalam hal kebaikan. Karna belajar dalam rumah tangga akan selalu ada sepanjang masa. Hingga menjadi nenek dan kakekpun kita di tuntut untuk terus belajar. Pada perjalanan rumah tangga kits yang berproses itulah yang Allah janjikan pahala yang berlimpah. Balasan ada pada proses. Bukan sebelum atau sesudah hasil.

5. Berjuang untuk meminimalisir konflik.

Entah konflik besar atau kecil, itu tidak bisa bahkan mustahil kita pisahkan kedalam kehidupan rumah tangga. Yang ada kita yang harus bisa berjuang untuk meminimalisirnya. Berusaha untuk membuat keadaan rumah tangga baik-baik saja. Orang tua kita selalu mengatakan, "nikah kui senine ngalah." Karna memang ya harus sama-sama mengalah untuk meminimalisir konflik. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Yang ada adalah salah satunya ada yang tidak mau mengaku salah dan mengalah. Gunakan hukum pantul dalam rumah tangga, kita melempar batu yang akan kembali adalah batu. Kita melempar paku yang akan kembali adalah paku. Dan ketika kita melempar bunga, yang akan kembali adalah bunga.

"Bertahanlah dengan orang yang sama-sama ingin berjuang, buka dengan orang yang hanya ingin diperjuangkan."

Writte : Retno Astiningrum


Cocote Tonggo VS Positive Vibes

Suatu hari saya telfon ibu saya yang kabarnya baru saja kedapetan giliran mengadakan yasinan ibu-ibu pengajian. Ketika saya telfon beliau menjelaskan bahwa acara tersebut berjalan dengan lancar. Akan tetapi ada yang mengganjal hati ibu saya, bahwa ternyata ketika 1 minggu lalu sudah boking tanggal tapi ternyata bertepatan dengan pawainya Habib di jam dan hari yang salam. Terceletuklah dari beberapa orang mengatakan 1 hari sebelumnya untuk mengundur acara yasinan ibu-ibu di hari minggu. Karna ingin mengikuti dan melihat pawai Habib. Sontak ibu saya kagetnya bukan kepalang, beliau mengatakan bahwa snack box sudah dipesan 100 dus, pastel 100 dan lain-lainnya. Dengan congkak dan angkuhnya orang-orang tersebut mengatakan dengan paksa untuk mengundur acara tersebut. Hingga mulailah ia bergerak dari satu rumah ke rumah lain untuk merubah jadual yang mulanya jumat sore menjadi minggu sore. Sepanjang perjalanan ibu saya hanya beristighfar dan mmeminta rahmat dari Allah.

Akhirnya, Jumat pagi ibu saya berinisiatif untuk memberitahu panitia pusat perihal acaranya. Karna semua kebutuhan konsumsi sudah di pesan dan disiapkan. Dan akhirnya panitia pusatpun bergerak dan memberikan info bahwa acara yasinan tetap di laksanakan sesuai hari dan waktunya. Tidak masalah jika ada yang berhalangan hadir untuk mengikuti pawai karna konsumsi akan tetap didistribusikan. Tibalah sore hari, semua berjalan dengan lancar dan khidmat. Terlepas pro kontra perihal yasinan, saya dan suami pilih yang tidak ambil pusing masalah yasinan. Di undang ayo ikut, kalau sesekali ngadain juga tidak apa-apa. 

Ketika kita mau berkembang jadi pribadi yang lebih baik, ingin maju di banding yang lain, mau untuk menjadi besar, maka sebisa mungkin untuk kita mengangkat orang lain juga. Bukan malah saling menjatuhkan untuk menjadi hebat. Karna kehebatan yang hakiki adalah dengan menghantarkan orang lain pada sebuah kesuksesan. Sungguh sengsara jika kita besar, kita sukses, kita terlihat baik tetapi karna hasil menghancurkan dan menjatuhkan orang lain. Maka semua itu sia-sia. Yang kita dapat adalah rasa bersalah karna sudah merugikan orang lain. Maka kebiasaan buruk itu tidak boleh kita pelihara, apalagi menganggap habbit terseebut benar dan baik. Padahal yang bisa menilai adalah orang lain, bukan diri kita sendiri. Maka jika penilaian itu di labelkan pada diri kita, sungguh semua akan benar semua akan menjadi sempurna. Maka penilian terbaik dan jujur itu adalah dari orang lain.

Maka teorinya benar, saudara rasa orang lain. Orang lain rasa saudara. Tak jarang saudara hanya sebagai cover saja karna ada hubngan darah dari kakek atau nenek, tetapi sikapnya dan perilakunya tidak mencerminkan simpati dan empati. Bahkan lebih sering berwajah lain. Sangat banyak bahkan, orang lain, entah kenal dimana, dekat sehingga membuat kami laksana saudara. Ternyata manusia hidup itu bukan soal peduli akan harta dan tahta, lebih dari itu yang paling utama adalah simpati dan empati terhadap sesama. Benar saja yang selalu saya katakana kepada adik-adik saya, hiduplah mandiri tanpa harus bergantung pada siapapun. Pada orang tua sekalipun, tidak ada sandaran yang terbaik selain Allah SWT. Tidak ada perlakuan terbaik selain kasih saying dari Allah semata, dan tidak ada kekuatan selain kekuatan yang di berikan Allah kepada kita sepenuhnya.

Jika ingin orang lain berbuat baik, maka berbuat baiklah terlebih dahulu.

Jika ingin di sayangi, maka sayangilah orang lain terlebih dahulu.

Jika ingin besar, maka besarkanlah orang lain terlebih dahulu

WE RISE By LIFTING OTHERS

Writter : Retno Astiningrum

Senin, 23 Maret 2020

Banyak perbedaan dengan pasangan? Justru itu yang TERBAIK !


Kecocokan tidak harus sama, tidak harus sepadan. Kecocokan bisa terbangun dari 2 hal yang berbeda. Dengan mengkombinasikan masing-masing kelebihan dan kekurangan dari keduanya. Begitupun pasangan suami istri, yang notabenenya bisa jadi dari kebiasaan keluarga yang berbeda, dari suku yang berbeda, dari pola pikir yang berbeda, dan kebiasaan hidup yang berbeda. Tak jarang pasutri muda lebih fokus pada kekurangan pasangan dari pada kelebihanya. Padahal kalau kita fokus pada kelebihan maka kekurangan itu semakin hari semakin ertutupi bahkan bisa jadi hilang di pandangan kita. Kalau pun muncul, maka kita akan menganggap itu sebuah hal yang lumrah. Yang dengan mudah kita menerimanya dan berusaha untuk memperbaiki bersama-sama.

Dari segi social, saya dan suami berbeda. Saya cenderung lebih introvert dan suami yang dengan extrovertnya bisa terlihat. Menjadi pemahaman yang keliru pada kebanyakan orang yang tidak paham tentang ini, sehingga menjadikan orang introvert sebagai bahan omongan karna pendiamnya itu. Padahal semua baik-baik saja baik introvert ataupun extrovert. Dia akan berkembang sesuai bidang dan kelebihannya masing-masing. Tapi tidak lantas menjadikan saya dan suami bahan perbedaan. Karna kami sama-sama tau bagaimana menghadapinya. Suami tau di saat saya sudah lama bersosialisasi, maka saya membuthkan waktu sendiri untuk mencharge tenaga kembali. Begitupun suami ketika sudah lama istirahat di rumah maka ke kantor atau bertemu dengan teman-temannya membuat ia mencharge semangat kembali. Jadi, tidak ada yang bermasalah.

Dari segi sikap, saya dan suamipun berbeda. Saya lebih kepada sifat koleris dan suami cenderung melankolis. Pantas saja suami itu orangnya sangat perasa sekali. Maka mengobati dan menyenangkannya juga dengan perasaan. Memberikan kenyamanan yang berpusat pada perasaan. Maka saya yang lebih cenderung ke koleris, Jiwa leadershipnya sangat dominan, mempengaruhi orang lain dengan kata-kata sangat mudah. Maka saya harus menekan jiwa leadership saya ketika saya di rumah. Maka yang berhak memimpin dan memberi keputusan itu adalah suami. Karna kalau leadershipnya saya langkahi bisa gawat hehe. Maka suami istri harus sama-sama seperti timbangan, ketika cawan yang lain beratnya rendah, maka kita tambahkan agar sama dan sejajar timbangannya. Begitupun sebaliknya. Karna yang saling melengkapi itu indah.

Dari segi belajar, saya dan suami itu sangat berbeda jauh. Suami type thinking (pemikir), dan saya lebih kepada type intuiting (kreatif, menghayal). Ketika saya di suguhkan dengan buku-buku berat dan tebal saya lebih pilih untuk mundur. Dan mencari referensi di youtube yang secara visual mudah di pahami. Dan akhirnya inipun berpengaruh pada cara menulis kami. Suami menulis dengan tulisan yang sangat terstruktur dan rapih dengan segudang referensi yang tepat dan sesuai. Saya lebih suka menulis dengan gaya santai dan out of the box. Agar mudah di baca dan di pahami oleh orang-orang yang minat bacanya sesuai dengan saya. Akan tetapi, lantas tidak menjadikan ini sebuah bahan untuk bercekcok ria dengan pasangan. Justru menguatkan dan memberikan peluang untuk sama-sama belajar dan bertumbuh sesuai  kenyamanan kepribadian masing-masing.
Berbeda boleh, tapi jangan jadikan itu sebuah perpecahan. Justru jadikan itu sebagai perekat.

“Sudahkah anda toleransi hari ini?”

Writter : Retno Astiningrum

Kebiasaan Minum Teh bagi Orang Jawa


Menyantap beberapa cemilan di pagi hari sambil menyeruput segelas teh manis hangat adalah rutinitas turun temurun yang di lakukan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu. Dan kebiasaan itu sudah menjadi hal yang lumrah di lakukan ketika matahari mulai menunjukan ujung kepalanya. Entah ia tinggal di pulau apa dan berasal dari suku mana, minum teh di pagi hari adalah rutinitas yang tidak boleh terlewat bagi beberapa orang. Bagi saya sendiri, entah kapan terakhir saya menyeruput teh hangat pada pagi hari. Bukan karna malas menghangatkan air atau sekedar menuangkan gula. Tapi  kadang, suamipun lebih suka jeruk hangat atau sekedar air putih saja untuk menemani sarapannya. Teh hangat akan ada jika suami meminta untuk di buatkan. Bahkan, teh yang biasa kadang tergantikan oleh teh herbal yang sepertinya agak berat di santap setiap pagi karna bau dan rasa rempahnya yang kuat.

Di daerah jawa tengah sendiri, di rumah atau jika kita makan di tempat makan. Teh hangat yang di hidangkan akan di sediakan dengan volume air yang mencapai sampai pucuk gelas. Sampai-sampai jika di angkat akan ada beberapa tetes yang terjatuh sangking penuhnya. Karna agar yang meminum percaya, bahwa teh yang di minum itu baru dan belum pernah di minum oleh orang lain. Dalam kata lain mungkin bekas. Sebegitu menjaga kenyamanan orang lain suku jawa itu. Sampai minum saja di jaga, apa lagi hati. #eeeaaaa 

Tak pernah melihat kebun teh tingginya lebih dari pada pinggang manusia. mungkin agar lebih memudahkan petani teh untuk memetiknya. Padahal bisa jadi pohon teh itu ingin tingginya sama dengan pohon kelapa. Tetapi setiap beberapa minggu akan tiba waktu untuk di bonsai. kalaupun muncul pucuk-pucuk baru yang masih muda, maka akan di petik jua. Untuk menjadi teh yang enak di minum pun, daun teh harus di petik ketika berumur muda, di keringkan di bawah matahari yang terik. Bahkan teknologi baru pengeringannya dengan teknik mesin yang tingkat kepanasannya bisa di atur agar cepat kering dalam waktu singkat. Setelah itu akan di pak di kemasan yang terkadang tertumpuk di gudang berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Belum lagi di siram air panas untuk menghasilkan warna dan aroma teh yang nikmat untuk akhirnya di santap pada pagi hari.

Pohon teh tidak bisa tumbuh semau dia, tidak bisa tinggi semau dia. Akan ada orang lain yang selalu memangkas pohon teh itu. Apapun alasannya..

Sudahkah anda bersabar hari ini?

"Bersabar di atas kesabaran."

Retno Astiningrum

Minggu, 22 Maret 2020

Tips mencari JODOH untuk JOMBLO terhormat


Jodoh.. sudahkan anda menemukannya? Ada yang mengatakan, "jodoh itu di cari, bukan di nanti." Agak complicated sebetulnya membahas ini. Karna ini adalah pembahasan bagi sebagian besar orang yang sulit dihentikan obrolannya. Juga terlalu mudah untuk orang memberikan pendapat dan argumennya. Sangking jodoh itu, mungkin di ibaratkan jajanan kue di piring yang semua orang mau mencomotnya. Saya hanya berbagi pengalaman, berbagi cerita, siapa tahu bisa di adopsi oleh para jomblowan dan jomblowati yang sedang mencari pendamping hidup.

Ciye.. Nyari soulmate ciyee.. 😂

Tak pernah terlintas saya akan menikah dengan sosok lelaki ini. Ya.. sepertinya mustahil. Siapalah saya, remahan sisa rengginang lebaran. *basi dong 😁

Tak muluk-muluk dan tak tinggi-tinggi. Intinya sholih aja kriteria suami saya dulu. Tapi ikhwan yang sholih beneran lho ya.. bukan yang sholihnya bohongan. Hehe Karna kalau memang sholih beneran, maka kekurangannya akan tertutupi dengan kesholihannya. Dan memang pada saat lulus SMA, selain meneruskan belajar lagi juga ibu saya mau saya menikah. Bukan karna apa-apa, hanya ingin menjaga kehormatan anak perempuannya. Di perantauan sendiri, jauh dari keluarga. Belum lagi di kampung banyak yang anak perempuannya hamil duluan. Bahkan bangga anaknya hamil duluan karna dapet ini itu dari mertuanya. Walaupun "terpaksa" nikah.. Wajar saja, Image negatif Jabodetabek sudah kental di pedesaan.

Setiap ada ikhwan yang mencoba "menawarkan diri" kesaya. Saya langsung ajukan untuk bertemu dengan orang tua saya. Ada yang berani, adapula yang mundur. Yang berani belum tentu di terima oleh ibu saya.. saat itu saya hanya berfikir. Jika Abi dan Ibu saya menyetujui, maka itulah jodoh saya. Karna merekalah yang tau kelebihan dan kekurangan saya. Maka mereka jugalah yang lebih tau, sosok laki-laki seperti apa yang bisa memperbaiki kekurangan saya.

Didalam agama islam, doa ibu ibaratkan panah yang melesat cepat ke langit. Bahkan dari semua do'a yang langsung di dengar oleh Allah. Salah satunya adalah do'a seorang ibu. Dan saya tahu persis bagaimana kekhusyuan doa ibu saya ketika meminta jodoh yang terbaik untuk saya. Dari amalan wajib dan sunnah beliau kerjakan. Sebegitu hebatnya perjuangan seorang ibu untuk anak-anaknya.. Bangun tengah malam, hingga kadang tanpa sadar tertidur di atas sajadahnya dengan tasbih yang masih tergenggam di tangannya.

Maka do'a itupun Allah kabulkan, entah bagaimanapun perjalanannya, entah bagaimanapum dramanya, entah bagaimanapun alur ceritanya. Allah selalu punya cara untuk mempertemukan saya dan suami. Padahal sebelum ta'aruf dengan saya, suami sedang ta'aruf dengan akhwat 1 kota kelahirannya juga. Dan Allah sendiripun punya rencana itu tidak berjalan dengan lancar. Pada akhirnya kami menikah hingga sekarang.. 💕

Setelah beberapa tahun perjalanan pernikahan, saya memperhatikan sifat dan prilaku dari suami sangat mirip dengam do'a-do'a ibu saya beberapa tahun silam. Karna beliau punya kebiasaan berdoa dengan kata-kata yang detil dan panjang. Maka saat inipun saya baru menyadari. Suamiku adalah jawaban dari doa ibuku. Suamiku adalah doa ibuku yang Allah ijabah.

Bagi antunna yang sedang ikhtiar mencari pendamping hidup, selain do'a secara pribadi. Libatkan do'a dari ibu kita. Karna kedudukan beliau mulai dalam islam. Karna kedudukannya mulia, maka do'anya pun mudah bagi Allah untuk mengabulkannya. Selain itu, ciri-ciri jodoh adalah ketika kau berproses dengannya lancar. Tetapi kalau sulit dan banyak masalah besar menghadang. Bisa jadi perlu di koreksi lagi prosesnya. Apakah sudah sesuai syari'at atau belum.

"Perkara jodoh itu macam "Alif Lam Miim" pada ayat pertama surat Al-Baqoroh. Maknanya ? Hanya Allah yang tau."

Writter : Retno Astiningrum


Jangan sedih karna ujian


Sepertinya sudah lama sekali diri ini tidak menyaksikan indahnya warna pelangi seusai hujan. Karna mungkin sudah jarang orang yang mencari-cari dimana munculnya pelangi. Dulu, ketika masih kanak-kanak, seusai hujan yang paling di cari pertama kali adalah dimana pelanginya muncul. Ya.. pelangi. Tak jarang pula, kami sekumpulan anak kecil pecinta engklek bambu. Harus berjalan lumayan jauh dari rumah untuk mencari spot dimana tidak terhalang tingginya rumah, tembok dan gedung. Maklum ketika itu ukuran badan kami belum lebih dari 130 cm.

Setelah dewasa, keinginan untuk mancari-cari dimana letak pelangi sudah tidak ada. Tapi tidak pernah bosan untuk memandang salah satu ciptaan tuhan ini. Dari sebuah pelangi kami mendapatkan 2 pelajaran berharga. Pertama, perbedaan bukan membuat lemah dan jeleknya seseorang. Karna dengan berbagai warna yang tertata pada sebuah pelangi, mengisyaratkan bahwa justru perbedaan yang membuat dia menjadi lebih indah. Sering kita terfokuskan pada satu warna orang lain. Tanpa mau mengkompare warna-warna disekitarnya. Padahal bisa jadi ketika kita melihat warna warni orang lain akan nampak keindahan untuk retina nata kita, yang berbeda dari biasanya. Bisa jadi nampak indah itu ketika kamu melihatnya dari sudut pandang yang tidak biasa. Lihatlah kebaikan dan kelebihannya. Tutup matamu dari kekurangannya. Berapa banyak disekitar kita yang masih melihat sampul tanpa melihat isi?

Yang kedua, bahwa dari sekian rentetan kesulitan yang ada. Di akhir selalu akan ada hadiah dari yang maha kuasa. Dari mendungnya awan, besarnya angin, padangnya kilat, berisiknya suara petir, setelah itu guyuran hujan yang lebat. Begitu banyak rentetan skema yang "ruwet" itu, pada akhirnya muncul keindahan diakhir sesi, yaitu pelangi. Banyak dari kita mengeluhkan berbagai masalah kehidupan yang tak kunjung usai. Bisa jadi itu cara Allah untuk memberikan hadiah di akhirnya. Karna salah satu cara Allah meningkatkan iman seseorang adalah dengan diberikannya ujian. Bagaimana kita siap melewati proses demi proses kehidupan. Dan yang harus selalu di ingat adalah semua memiliki waktu, semua memiliki batas, dan semua memiliki masa habis. Begitupula ujian.. akan ada waktu dimana ia akan berhenti dengan sendirinya.
"Bertumbuhlah dengan ujian, dan berdewasalah dengan menerima takdir dari setiap ujian."

Writter : Retno Astiningrum

Selasa, 10 Maret 2020

Gimana caranya agar segera Move On ?

Dinamis dan stabil..
Arti kata dinamis dalam kamus KBBI adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat dalam bergerak.  Sedangkan kata stabil artinya adalah mantap, kukuh, dan tidak goyah. Dua kata ini menjadi perbaduan yang sangat baik bagi setiap manusia yang mau  menyelaminya. Bisa di bilang tanpa disadari semua melakukannya sehari-hari. Kehidupan akan berjalan pada porosnya jika menyadari 3 hal yang penting dalam hidupnya. Atau aku biasa menyebutnya triangle secret. Agar manusia bisa hidup dan berjalan sesuai porosnya maka harus memahami apa itu triangle secret? Tiga komponen itu adalah manusia, alam dan Allah. 

Manusia bergerak dengan alam tanpa ada peran Allah di hidupnya maka mungkin akan menjadi manusia murka laksana fir’aun. Manusia bergerak dengan Allah tanpa adanya peran alam di sekitarnya. Maka ia akan menjadi manusia yang hanya sibuk beribadah tanpa adanya makan, dan minum. Maka sudah bisa dipastikan kehidupannya tidak akan bertahan lama. Begitu pula jika Alam dan Allah ada, tetapi tidak adanya manusia. Maka alam akan terus bertumbuh tanpa ada yang memakannya dan peran Allah sebagai tuhan yang wajib di sembah dan di ibadahi tidak akan berjalan dengan baik.

Melihat pada tiga komponen itu jelas ketiganya adalah suatu hal yang mutlak untuk tidak di pisahkan, jika ketiganya di jalankan dengan baik maka akan melahirkan pergerakan yang stabil sesuai poros, juga bergerak sesuai arah dan tujuan. Allah tentunya di letakan pada sudut teratas sebagai komponen yang paling terpenting dalam kehidupan. Merupakan pondasi agung yang manusia berhak menilik setiap wahyu dan perintahnya agar keberlangsungan kehidupan kita sesuai norma dan agama. 

Sistem yang sempurna ini harusnya senantiasa kita praktekan dalam kehidupan kita sehari-hari, terlebih penting kita tularkan ke orang-orang sekitar agar memahami konsep ini. Karna tak sedikit orang-orang yang menghilangkan salah satu dari komponen di atas. Bahkan mungkin lebih banyak meninggalkan peran Allah dalam kehidupannya.

“Dalam hidup saja Allah kamu hilangkan, lantas berhak apa kamu mencium wangi surganya?”

Kembali ke Fitrah…

Retno Astiningrum
Kamis, 13 Desember 2018